Sunday 25 January 2009

CATATAN DARI PEMALANG


TRISNO/RADAR TARAKAN
TRANSPARAN: PDAM Tirta Mulia menerapkan pola keterbukaan, baik dari segi mekanisme pelayanan kepada masyarakat, penerapan tarif hingga mengenai keuangan.

= Bersama GTZ “Berguru” ke PDAM Tirta Mulia Pemalang (2)
Mampu Sumbang PAD, Tiap Tahun Sisihkan Zakat Air

Kemampuan PDAM Tirta Mulia Pemalang memberikan kontribusi bagi pemasukan asli daerah (PAD), merupakan catatan prestasi tersendiri bagi perusahaan tersebut. Tiap tahunnya mereka juga menyisihkan zakat air yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan kegiatan sosial lainnya, terutama bagi daerah yang bertempatan sumber air baku.

SUTRISNO WAHYUDI

SEJAK berubah nama menjadi PDAM Tirta Mulia sesuai Keputusan Bupati Pemalang Nomor 690/364.C tanggal 1 Agustus 2007, Direktur PDAM Aji Setya Budi mengaku, dirinya dan 70 pegawai PDAM lainnya berupaya mengimplementasikan makna yang terkandung dari perubahan nama tersebut.
Dijelaskannya, Tirta Mulia merupakan akronim dari kata – kata: TIRTA: Taqwa, Inovatif, Responsif, Transparan dan Akuntable. Sedangkan MULIA : Mutu, Usaha, Laba, Ilmu dan Amal.
“Tirta Mulia sebagai pedoman sikap dan tekad dalam bekerja sekaligus untuk memberikan dorongan dan motivasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyedia air minum,” jelas Aji.
Pada kesempatan berdialog dengan rombongan dari Tarakan dalam studi bandingnya di Pemalang, Aji menyampaikan, bahwa modal terpenting yang dilakukan perusahaannya adalah menjalin hubungan yang harmonis dengan pemda setempat maupun pelanggannya yang berjumlah 17.044 (data 2008).
”Harus ada trik khusus untuk melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan. Contoh sederhananya kalau berbicara dengan wanita sentuhlah hatinya. Sebaliknya dengan laki-laki lakukan dengan menggunakan logika-logika,” kata Aji.
Tak hanya itu, lanjut dia, jajaran manajemen juga dituntut memiliki kemampuan menyakinkan audiensnya saat membawakan paparan. Apalagi itu menyangkut penawaran proposal berupa program yang akan dilakukan. 
”Dan yang paling penting lagi adalah menjaga kepercayaan dan menjaga hubungan tetap harmonis,” tambahnya.
Cara yang menurut Aji sangat sederhana itu akhirnya membuahkan hasil. Tahun ini saja, PDAM Tirta Mulia mendapat alokasi dana lebih 50 miliar. Antara lain program yang akan dilakukan tahun ini adalah pengembangan investasi dari APBN sebesar Rp 39,3 miliar.
”Salah satu upaya yang akan kami lakukan tahun ini adalah rencana pengembangan air bersih siap minum dengan memanfaatkan reservoir lama yang kondisinya masih bagus. Lokasinya di Desa Gigirpetir yang letaknya tidak jauh dari sungai Comel,” Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Tirta Mulia Ronius D.H ketika mendampingi rombongan dari Tarakan melintas di daerah Warungpring usai kunjungan ke sumber air baku di Telaga Gede, Rabu siang (21/1) lalu.
Pria murah senyum itu menuturkan, untuk tahap awal air bersih siap minum yang akan dikembangkan berkapasitas 5 liter perdetik. Produk yang dihasilkan nanti untuk tahap awal pula untuk mensuplai kebutuhan Pemkab Pemalang. ”Perlahan kami akan terus berupaya untuk meningkatkannya,” ujar Ronius.
Ia berharap, melalui pengembangan usaha air siap minum, PDAM Tirta Mulia dalam memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi PAD Pemalang.
”Tahun 2008, Alhamdulillah kami mampu memberikan setoran ke PDAM sebesar Rp 900 miliar,” sebut Kabag Administrasi dan Keuangan Sugeng Riyadi.
Ya..., Pemkab Pemalang melalui kas daerahnya menerima pemasukan dari PDAM sebesar itu memang tidak cuma-cuma. Sesuai data yang mereka sampaikan di depan rombongan dari Tarakan yang terdiri dari: Kabag Ekonomi dan Pembangunan Setkot Tarakan Suriansyah A, Plh Dirut PDAM Tarakan Nuch. Galeba, Dirtek Agus Adnan, Kabag Hubla Purwono, Kasubag Pengolah Data Eka Kustedi, Adviser GTZ Roto Priyono, Kasi Prasarana Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Gatot Subagio, dan Dilla Wahyuni dari Bappeda, sejak 2006 pemkab setempat memberikan penyertaan modal bagi PDAM.
”Tapi sekali lagi perlu kami sampaikan untuk mendapatkan kepercayaan ini bukanlah mudah. Kepada pak bupati dan jajarannya juga dengan anggota DPRD, kami harus bisa menyakinkan bahwa jika dana APBD sebagiannya dialokasikan untuk penyertaan modal bagi PDAM tidak sia-sia,” ujar Aji yang baru menjabat sebagai Direktur PDAM Tirta Mulia sejak Agustus 2008 lalu.
Sebagai contoh tahun lalu, penyertaan modal yang diberikan bagi PDAM sebesar Rp 3 miliar. Angka ini lebih besar dari penyertaan modal tahun anggaran sebelumnya. Meliputi: tahun 2006 Rp 750 juta, dan tahun 2007 sebesar Rp 1 miliar.
“Kami harus yakinkan bahwa jika Rp 3 miliar (penyertaan modal bagi PDAM Tirta Mulia tahun 2008, Red.) didepositokan, bunganya hanya 10 persen. Tapi kalau ke PDAM, Alhamdulillah realisasinya bisa Rp 900 juta untuk PAD, lebih besar kalau dari bunga deposito,” kata Aji yang kesehariannya juga mengajar sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan.
Tahun ini, penyertaan modal bagi PDAM Tirta Mulia yang bersumber dari APBD Kabupaten Pemalang lebih besar lagi yakni sebesar Rp 6 miliar. 
“Kepercayaan ini merupakan tantangan bagi kami. Tapi kami tetap optimis bisa memberikan yang terbaik bagi daerah ini,” ujarnya.
Aji juga menyampaikan, 2009 ini perusahaannya juga memprogramkan pengembangan investasi distribusi wilayah Kota Pemalang sebesar Rp 10,5 miliar, pengembangan investasi di cabang sebesar Rp 600 juta.
“Di samping PDAM induk, kami juga memiliki cabang yakni PDAM Cabang Randudongkal dengan 1.800 sambungan rumah (SR) yang terdapat di sana. Cabang Warungpring yang baru dalam tahap pengembangan dengan 500 SR, Insya Allah tahun ini akan kami tingkatkan,” sebut Ronius.
Cabang lainnya yang berada dalam naungan PDAM Tirta Mulia adalah PDAM Cabang Moga dengan 2.000 SR dan Pulausari. 
“Yang paling banyak SR-nya memang masih dipegang induk, yakni mencapai 13.000 SR dari total pelanggan kami hingga 2008 sebanyak 17.044,” sebutnya lagi.
Aji kembali menyampaikan, tahun ini pihaknya juga program sambungan baru sebanyak 2.500. “Program kami di 2009 lainnya yaitu peningkatan kesejahteraan pegawai, pengangkatan pegawai tetap secara bertahap, peningkatan performance laporan keuangan, dan peningkatan setoran PAD pada Pemda Kabupaten Pemalang,” kata Aji.
Hal menarik lainnya yang dilakukan PDAM Tirta Mulia, tiap tahunnya mereka menyisihkan keuntungan bersih perusahaannya sebesar 2,5 persen sebagai zakat air. “Ini merupakan bagian dari upaya kami mensyukuri nikmat Allah,” ujarnya merendah.
Dalam kesempatan lain, Kabag Hubla Ronius D.H juga menyampaikan, untuk membantu mendorong percepatan pembangunan di wilayah yang bertempatan sumber air baku yang dikelola PDAM Tirta Mulia, perusahaannya menyisihkan Rp 15 perkubiknya dalam setiap penjualan air.
Disampaikan, berdasarkan hasil audit, pendapatan PDAM Tirta Mulia untuk tahun 2007 dari penjualan air mencapai Rp 7.509.291.940. Meningkat dibanding 2006 (hasil audit) yang hanya Rp 5.967.415.435. Pendapatan non air: Rp 528.882.636 (2007) dan Rp 690.907.925 (2006).
Sebagai informasi, dalam melayani 17.044 pelanggannya, PDAM Tirta Mulya mengandalkan potensi alamnya. 2008 lalu, ada 7 sumber air baku yang dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Pemalang. Itu pun potensi yang ada belum tergarap secara maksimal.
“Dari 7 sumber air baku yang kami manfaatkan baru 187,70 liter perdetik yang terpakai. Sedangkan debit sumber air baku yang ada berdasarkan hasil survei 2.087 liter perdetik,” sebut Ronius.
Sumber air baku yang dimanfaatkan PDAM Tirta Mulya yakni mata air Telaga Gede. Lokasinya berada di kaki Gunung Slamet yang mencakup wilayah pelayanan Kota Pemalang. Sumber air baku lainnya: sumur dalam Karangasem (cakupan wilayah pelayanan Karangasem), mata air Kemiri (cakupan wilayah pelayanan daerah Randudongkal), mata air Bulakan (cakupan wilayah pelayanan daerah Moga), mata air Cipete (cakupan wilayah pelayanan daerah Warungpring), mata air Cipanas (cakupan wilayah pelayanan daerah Pulosari) dan sumur dalam Lenggerong (cakupan wilayah pelayanan daerah Pemalang). 
Dari poin plus yang diperoleh PDAM Tirta Mulia, ada perbedaan yang cukup mencolok dengan kondisi yang dihadapi PDAM Tarakan. Salah satu yang paling mendasar adalah penerapan tarif dasar air (TDA). TDA di Pemalang lebih tinggi ketimbang Tarakan. Padahal, selain ditopang sumber air baku yang melimpah, proses pendistribusiannya hingga ke sambungan rumah juga relatif sederhana. Belum lagi dari segi tingkat kemahalan, Tarakan jauh lebih tinggi.
”Memang kalau kami melihat kondisi PDAM Tarakan seperti gambaran yang disampaikan dalam pertemuan ini TDA di Tarakan jauh lebih rendah,” kata Direktur PDAM Tirta Mulia Aji Setya Budi.
Di Pemalang terhitung Januari 2009, TDA mengalami kenaikan menjadi 1.520 per meter kubik dari sebelumnya Rp 1.290. Sedangkan di Tarakan, TDA ”hanya” Rp1.350 per meter kubik. Yang menarik meski TDA di Pemalang relatif tinggi, tidak ada gejolak yang berarti di tengah masyarakat di sana. Mengapa demikian? (bersambung)

No comments: